KOMPAS.com - Saat ini, kesempatan MuDAers untuk menjadi model semakin terbuka lebar. Dalam satu bulan saja pasti ada "event fashion show" yang membutuhkan puluhan model berlenggak-lenggok di atas "catwalk". Beberapa orang memilih untuk mengambil sekolah modeling, tetapi ada juga yang langsung mendaftar ke agensi model. Semuanya mendapat ilmu untuk bisa tampil menarik, bukan hanya di atas panggung.
Selain berjalan di atas catwalk, dunia modeling juga memberikan kesempatan untuk menjadi model sampul majalah, bintang iklan, atau model untuk ilustrasi artikel. Bukan hanya itu lho, model juga menjadi jembatan untuk meloncat ke dunia akting, menjadi pemain sinetron atau film. Apalagi, sinetron semakin banyak pilihannya, ada sinetron kejar tayang atau film televisi.
MuDaers pasti tahu atau pernah dengar nama Mario Lawalata atau Mikha Tambayong? Mereka memulai karier di dunia modeling. Mario menjadi model di majalah Aneka sebelum merambah ke dunia akting. Sementara Mikha merupakan salah satu finalis Gadis Sampul tahun 2008 yang kini dikenal sebagai pemain sinetron dan film.
Menjadi seorang model tentu bukan kejadian yang tiba-tiba. Di kota-kota besar biasanya ada sekolah modeling atau agensi model yang bisa memberikan seluk-beluk menjadi model. Nah, di kedua tempat itulah kita bisa mengasah bakat yang dimiliki.
Ahmad Fariza, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya, Jakarta, memilih mengambil kelas modeling di Look Inc School, Jakarta, untuk mengembangkan minat. "Ini baru pertama kali ikut sekolah modeling. Penginnya sih sudah dari dulu. Pokoknya, enggak mau menyia-nyiakan kesempatan bisa belajar di sini," ujar Fariza di sela-sela pelajaran dasar berjalan bersama sembilan teman satu kelas.
Look Inc School menawarkan sekolah tiga bulan untuk modeling dengan biaya Rp 3,9 juta-Rp 4,2 juta. Selain pelajaran dasar berjalan, peserta sekolah juga mendapatkan pelajaran, seperti berpose dan berekspresi, cara berpenampilan dan berpakaian, serta menari dengan koreografi.
Banyak selebritas mengawali karier dengan mengambil sekolah di Look Inc School yang sudah berumur tujuh tahun, seperti Luna Maya, Kimijayanti, Catherine Wilson, Indah Kalalo, Davina, Arifin Putra, dan Aditya Herpavi. Sebelum mendirikan sekolah, Look merupakan agensi model bernama Look Models Inc. Bukan hanya modeling, Look Inc juga menyediakan kelas akting, performing arts, public speaking, dan leadership and personel development.
Pendiri Look Models Inc, Keke Soeryo Renaldi, mengungkapkan, dari sekian banyak kelas yang ditawarkan, kelas modeling paling diminati generasi muda. Dalam setiap tiga bulan bisa dibuka tiga sampai empat kelas modeling dan dalam setahun sekolah bisa meluluskan 300 model.
"Banyak anak muda yang berminat menjadi model, apalagi mereka melihat dengan sekolah model bisa lebih cepat terkenal. Meski ada juga beberapa peserta sekolah yang hanya semangat di awal-awal kursus, tetapi kemudian berhenti karena merasa tidak cocok," ujar Keke.
Agensi model
Untuk menjadi model yang profesional tidak harus mengambil pelajaran formal, bisa juga melalui agensi model. Itulah yang dilakukan Agnes Merari, mahasiswa Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Moestopo, Jakarta, yang memilih masuk Posture Management sejak tahun lalu.
"Sejak kecil, saya memang suka modeling dan beberapa kali menang pada ajang pemilihan model. Saat ini, saya memang memilih agensi yang bisa mengatur jadwal saya untuk tampil di sela-sela kuliah. Saya sih tetap menomorsatukan kuliah," kata Agnes.
Agensi lebih memudahkan Agnes untuk membagi waktu antara modeling dan kuliah. Saat liburan kuliah, Agnes akan mendapatkan job berjalan di catwalk lebih banyak. "Kalau liburan, lumayan bisa dapat Rp 6 juta dalam sebulan. Kalau hari-hari kuliah seperti sekarang ini, penghasilan saya Rp 3 juta-Rp 4 juta," ujar Agnes saat menunggu acara fashion show di Bidakara Wedding Expo 8.
Lalu, apakah agensi model juga memberikan ilmu modeling? Tentu saja. Manajer Operasional dan Koreografer Posture Management Rezko Nanda mengatakan, banyak sekali pelajar SMA yang datang ke kantor untuk menanyakan sekolah modeling.
"Kami memang berencana membuka sekolah modeling. Mudah-mudahan tahun ini. Namun, melalui agensi pun kami juga mengajarkan bagaimana cara berjalan dan berpenampilan. Biasanya model-model yang baru bergabung dengan kami, saya ajak ke fashion show untuk melihat langsung bagaimana kerja seorang model," ujar Rezko.
Bahasa tubuh
Badan langsing, wajah cantik, tetapi gaya tubuh sering membungkuk. Wah, sepertinya enggak enak dipandang, ya. Nah, itulah salah satu kegunaan sekolah modeling selain menjadi model profesional, yakni memperindah bahasa tubuh kita.
Keke mengatakan, banyak perempuan muda yang tinggi dan cantik tetapi saat duduk, tubuhnya membungkuk atau saat berjalan, gerakan kaki melebar dan tangan melambai tidak karuan. "Saya sering menyarankan mereka yang mempunyai sikap tubuh tidak baik untuk ikut sekolah modeling, paling tidak bisa berguna bagi dirinya sendiri," ujar Keke.
Menurut Keke, modeling mempelajari bagaimana belajar berkomunikasi melalui bahasa tubuh. "Belajar modeling bukan hanya untuk menjadi artis. Saat ini, seseorang dilihat atau diperhatikan karena mempunyai penampilan dan bahasa tubuh yang menarik," ujarnya.
Siswa SMK Negeri 20 Jakarta, Emmanuella Sara Satriani, mengakui, mengikuti sekolah modeling di Look Inc School untuk menambah kepercayaan diri. "Sebenarnya saya bukan orang yang narsis atau senang tampil, malah lebih sering tidak percaya diri. Untuk itulah, orangtua menyarankan membentuk kepribadian melalui sekolah modeling," ujar Sara yang bercita-cita terjun ke bidang public relation.
Lalu, apakah dengan mengikuti sekolah modeling akan menjamin bahasa tubuh kita lebih baik? Semuanya tergantung dari kita untuk menjalankan ilmu modeling yang sudah diterima di sekolah. Paling tidak, kita bisa mengetahui bahasa tubuh mana yang lebih baik.
Sebenarnya, profesi apa pun yang kita pilih, bagus-bagus saja, asalkan kita tekun menjalaninya. Selain itu, menjadi seorang model profesional juga harus benar-benar niat menjalankannya. (SIE)
Editor :
Caroline Damanik