JAKARTA, KOMPAS.com — Pengalihan pemakaian bahan bakar minyak menuju bahan bakar gas menjadi hal kunci dalam mengurangi volume impor bahan bakar minyak di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah diminta mempercepat pembangunan infrastruktur penyediaan bahan bakar gas.
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (International Energy Agency) Maria J A van der Hoeven menyampaikan hal itu dalam kunjungannya ke unit pengisian bahan bakar gas (BBG) bergerak yang dioperasikan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan Monas, Jakarta, Senin (30/9/2013).
Menurut Maria, di tengah penurunan produksi minyak mentah Indonesia, pemerintah perlu membuat terobosan kebijakan dengan mengalihkan pemakaian bahan bahan bakar minyak (BBM) ke BBG dan energi baru terbarukan lainnya. Implementasi kebijakan itu hanya bisa dijalankan jika pemerintah mendukung sepenuhnya pembangunan infrastruktur dan menggalakkan sosialisasi mengenai pemakaian BBG untuk sektor transportasi kepada masyarakat.
Pada kesempatan sama Kepala Subdirektorat Niaga Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Isnaini mengatakan, saat ini, jumlah kendaraan yang memakai BBG masih terbatas karena terbatasnya infrastruktur BBG.
Pada 2013, jumlah alat pengonversi yang dibagikan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM sebanyak 750 unit untuk gas cair untuk kendaraan (liquefied gas for vehicle/LGV) dan 1.250 unit untuk gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG).
Dari sisi penyediaan BBG, pada 2014 pemerintah menargetkan ada 37 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di wilayah Jakarta. Agar bisa balik modal, 1 unit SPBG harus menjual BBG sebanyak 5.000 liter setara premium atau setara dengan 250 unit kendaraan.
Tahun ini, pemerintah berencana membangun empat stasiun induk pengisian BBG di Kalimantan Timur. Untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi (Jabodetabek), PT Pertamina akan mendanai pembangunan dua stasiun induk di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, dan Cilandak, Jakarta Selatan, 2 SPBG, 4 unit pengisian BBG bergerak, dan membangun jaringan pipa 22,2 kilometer.
"Tahun ini, pemerintah mengalokasikan gas untuk transportasi 36 juta kaki kubik per hari," ujar Isnaini.
Transportasi
Menurut rencana, pemerintah akan terus meningkatkan volume gas untuk program konversi BBM ke gas hingga mencapai 84,2 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD) pada 2015 mendatang. Pasokan gas untuk sektor transportasi itu akan terus ditingkatkan seiring pengembangan konversi BBG.
Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT PGN Ridha Ababil menyatakan, sampai akhir 2013 PT PGN akan menyelesaikan pembangunan 3 unit pengisian BBG bergerak dan 3 SPBG di wilayah DKI Jakarta.
Kebutuhan investasi untuk membangun satu unit pengisian BBG bergerak (mobile refueling unit/MRU) sekitar Rp 10 miliar, sedangkan biaya investasi untuk membangun satu unit SPBG Rp 15 miliar. Nilai investasinya sekitar Rp 75 miliar.
"Kami siap mengembangkan infrastruktur BBG di sejumlah daerah jika mendapat penugasan resmi dari pemerintah. Saat ini, kami memiliki jaringan pipa gas yang sangat luas. Itu bisa dihubungkan dengan stasiun-stasiun pengisian gas," ujar Ridha.
Jika mendapat penugasan dari pemerintah, PT PGN akan dapat membeli gas dari produsen dengan harga 4,7 dollar AS per juta metrik british thermal unit (million metric british thermal units/MMBTU) sebagaimana ditetapkan pemerintah.
Saat ini, PT PGN membeli gas melalui mekanisme bisnis dengan harga sekitar 6 dollar AS per MMBTU, sedangkan harga jual BBG Rp 3.100 per liter setara premium. Hal itu dinilai di bawah keekonomian untuk MRU. Jika harga gas di tingkat produsen 4,7 dollar AS per MMBTU, hal itu setara dengan Rp 1.600 per liter setara premium. (EVY)
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Anda sedang membaca artikel tentang
Konversi ke BBG Perlu Dipercepat
Dengan url
http://preventcholesterolsoon.blogspot.com/2013/09/konversi-ke-bbg-perlu-dipercepat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Konversi ke BBG Perlu Dipercepat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Konversi ke BBG Perlu Dipercepat
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar