Dari penelusuran yang dilakukan Kompas.com Sabtu, (19/10/2013) hingga ke pelosok Desa Bila, Kecamatan Amali, diperoleh informasi bahwa Suardi merupakan alumni Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Watampone.
Dia merampungkan studinya pada tahun 2003 dan mulai menjadi tenaga guru honer di Sekolah Dasar (SD) Inpress 6/80 Ulawengriaja, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone. Bahkan, Suardi diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak tahun 2007.
Suardi yang diketahui mengajar kelas murid kelas VI ini akhirnya memilih mengundurkan diri dari pekerjaannya dengan alasan enggan memakan uang haram.
"Alasannya satu, kalau saya terlambat datang mengajar biar satu menit maka potong gaji saya karena kalau tidak maka gaji yang saya makan itu haram karena saya tidak penuhi seluruh kewajiban saya," tutur Abdul Salam, Kepala Sekolah SD Inpress 6/80 Ulawengriaja menirukan ucapan Suardi.
Setelah beberapa kali mengajukan pengunduran diri, Suardi akhirnya secara resmi berhenti sejak tahun 2011. Meski Surat Keputusan (SK) pengunduran dirinya belum dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) setempat namun sejak saat itu Suardi tidak pernah lagi datang menerima gajinya.
Sejak berhenti menjadi guru. Suardi kemudian bekerja sebagai petani, mengelolah kebun warisan orangtuanya. Semantara isterinya bekerja sebagai penjahit pakaian. Selain itu pak guru juga aktif mengajar anak anak baca tulis Alquran di kediamannya pada sore hari.
Terkait keterlibatannya dengan aksi terorisme, warga setempat tak ada yang tahu, bahkan kaget setelah mendengar kabar bahwa Suardi telah tewas ditembak tim Densus 88. Pasalnya, kesehariannya pak guru dikenal orang baik dan sangat jujur baik saat mengobrol maupun tingkah lakunya.
"Orangnya sangat baik dan jujur dan memang ada kelompok kajiannya kayak majelis taklim yang biasa melakukan pengajian setiap malam jumat. Makanya kami heran kenapa almarhum ditembak kalau alasannya sering ikut pengajian. Itu kan hal yang biasa. Di sini banyak kelompok majelis taklim," ujar Agustang salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bahwa Suardi alias pak guru tewas ditembak oleh tim Densus 88 pada Kamis, 17 Oktober sekira pukul 15:00 wita. Saat itui Suardi diketahui baru saja pulang dari berkebun bersama anaknya AI (17) serta seorang rekannya J alias U yang ditangkap oleh Densus 88 menggunakan minibus Avansa bernomor polisi DW 567.
Sementara isteri Suardi meminta agar anaknya AI (17) segera dikembalikan lantaran tidak terlibat dengan aktifitas ayahnya.
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Anda sedang membaca artikel tentang
Terduga Teroris Bone Pernah Jadi PNS
Dengan url
http://preventcholesterolsoon.blogspot.com/2013/10/terduga-teroris-bone-pernah-jadi-pns.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Terduga Teroris Bone Pernah Jadi PNS
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Terduga Teroris Bone Pernah Jadi PNS
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar