Saat kami melompat turun dari sekoci, Ari sedang bersama anggota DPRD Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dari Fraksi Partai Golkar, Geli Tumangken, yang berniat membeli ikan segar dari nelayan. Ari mengatakan, Kabupaten MBD memiliki 46 pulau—baru 16 pulau berpenghuni 79.000 jiwa—dan berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia.
Tantangan utama di kabupaten ini adalah komunikasi dan transportasi. Pulau Liran, Wetar, Kisar, Masela, dan Leti termasuk lokasi prioritas yang wajib dibangun karena sangat dekat dengan Timor Leste dan Australia.
"Pusat harus memberi perhatian khusus supaya warga di perbatasan dapat mandiri. Uang dollar AS dari Timor Leste beredar di Liran karena mereka berdagang dengan orang dari Dili," kata Geli.
Geli lalu mengajak kami berkeliling Tiakur bersama Kepala Bagian Umum dan Protokol Pemerintah Kabupaten MBD Josua Philippus. Aktivitas pembangunan jalan dua jalur, kompleks perkantoran, dan perumahan dinas membuat Tiakur makin ramai.
Penina Mau Dae (47), warga, bercerita, dia membeli sayur di Moa Timur untuk dijual di pasar Tiakur di Moa Tengah. "Kalau ada angkutan desa ongkosnya Rp 50.000 pp (pergi-pulang), tetapi kalau naik ojek sepeda motor bisa Rp 500.000 pp," ujarnya.
Kapal perintis datang empat kali sebulan. Distribusi barang dari Ambon, Kupang, Makassar, Surabaya, dan Timor Leste juga lambat. Harga barang pun selangit. Harga bensin mencapai
Rp 15.000 per liter dan cabai rawit Rp 150.000 per kilogram.
Tur singkat kami di Tiakur diakhiri dengan mampir ke rumah Geli, menikmati jeruk manis dari Kisar yang dihidangkan oleh istrinya. (mhf/ham/otw)
Editor : I Made Asdhiana
Anda sedang membaca artikel tentang
Prioritas di Daerah Batas
Dengan url
http://preventcholesterolsoon.blogspot.com/2013/10/prioritas-di-daerah-batas.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Prioritas di Daerah Batas
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar