Sayangnya, terutama pada orangtua bekerja, perkembangan anak kerap tak terpantau dengan baik. Akibatnya, anak kurang stimulasi dan terjadilah gangguan sensorik motorik anak.
Dengan memantau perkembangan anak, orangtua sebenarnya bisa mendeteksi dini gangguan sensorik motorik anak. Sehingga kalau pun anak mengalami keterlambatan perkembangan, intervensi tepat bisa dilakukan, baik stimulasi di rumah maupun terapi bersama dokter ahli.
"Ada beberapa tanda umum gangguan perkembangan. Tanda awalnya bisa dilihat dari bayi usia enam bulan. Jika pada usia ini bayi tidak menunjukkan interaksi sosial, segera intervensi. Atau pada anak yang usianya lebih besar, tanda awalnya bisa dilihat saat anak tidak bisa berinteraksi dengan temannya," terang dr Amendi Nasution, SpKFR (K) Rehab Medis Anak seusai talkshow kesehatan anak di Klinik Tumbuh Kembang Brawijaya, Kemang, Jakarta, Sabtu (28/9/2013).
Menurut Amendi, ketika menemukan adanya gangguan perkembangan orangtua perlu segera intervensi. Langkah awalnya dengan mulai stimulasi di rumah. Jika anak belum menunjukkan perkembangan normal sesuai usia anak lainnya sebayanya, segera intervensi dengan terapi dokter ahli.
Misal, pada usia enam bulan anak belum bisa tengkurap, lakukan stimulasi di rumah dengan bantuan semua pihak, orangtua juga pengasuh anak. Jika hingga tiga bulan setelah stimulasi, anak belum berkembang sesuai milestone perkembangan, orangtua harus mulai waspada.
"Lampu kuningnya tiga bulan, kalau setelah enam bulan belum ada perkembangan ini sudah lampu merah dan perlu terapi," ungkapnya.
Tanda gangguan
Gangguan perkembangan anak sebenarnya bisa dideteksi sejak dini, dengan merujuk pada red flags. Baik red flags perkembangan motorik kasar, halus, kognitif, dan bahasa.
Dokter spesialis anak, dr Attila Dewanti, SpA (K) Neurologi memaparkan red flags untuk deteksi dini gangguan sensorik motorik, berikut di antaranya:
Motorik kasar:
* Belum dapat berguling umur lima bulan.
* Belum dapat mengontrol kepala usia 6-7 bulan.
* Belum dapat duduk tegak di lantai 5-1 0 menit pada usia 10-12 bulan.
* Belum dapat merangkak atau mengesot dan ditarik ke posisi berdiri pada umur 12-13 bulan.
* Belum berjalan sendiri atau dititah pada umur 18-21 bulan.
Motorik halus:
* Tidak dapat memegang benda yang diletakkan di tangannya pada usia 4-5 bulan.
* Tangan tetap terkepal erat sampai usa 4-5 bulan.
* Tidak dapat memegang benda dengan satu tangan pada umur tujuh bulan.
* Tidak dapat memindahkan benda kecil ke dalam gelas sampai usia 6-7 bulan.
* Tidak dapat menyusun tiga kubus pada umur dua tahun.
* Tetap memasukkan benda ke mulut disertai sekresi air liur sampai usia dua tahun.
Bicara:
* Enam bulan mata tidak melirik dan kepala tidak menoleh pada sumber suara dari samping atau belakang.
* 10 bulan tidak merespons terhadap panggilan namanya.
* 15 bulan tidak mengerti terhadap kata-kata.
* 18 bulan tidak dapat mengucapkan 10 kata.
* 21 bulan tidak merespons perintah duduk, diri, kemari.
* 24 bulan tidak dapat menunjuk dan menyebut bagian tubuh seperti mata atau hidung, teliga, mulut.
* 12 bulan tidak menunjukkan babling, menunjuk atau mimik yang baik.
* Tidak ada kata pada 16 bulan.
* Tidak ada dua kata spontan pada umur dua tahun.
Kognitif:
* 2-3 bulan tidak tertarik pada wajah ibunya.
* 6-7 bulan tidak mencari benda yang jatuh.
* 8-9 bulan tidak berminat dengan permainan ciluk ba.
* 12 bulan tidak mencari benda yang disembunyikan.
* Dua tahun tidak bisa mengelompokkan benda berdasarkan kesamaan seperti hewan, kendaraan.
* Tiga tahun tidak bisa menyebutkan nama diri.
* Empat tahun tidak bisa menghitung secara berurutan.
* Lima tahun tidak mengetahui warna.
* 5,5 tahun tidak mengetahui hari lahir dan alamat.
Interaksi sosial:
* Tiga bulan tidak ada senyum sosial.
* 6-8 bulan tidak tertawa saat diajak bermain.
* 12 bulan sulit ditenangkan, tidak suka didekati/dipeluk.
* 24 bulan mudah mengamuk tanpa sebab, tidak ada kontak mata dengan anak lain atau orang dewasa.
* 3-5 tahun tidak disiplin, tidak mau bermain dengan anak lain.
Anda sedang membaca artikel tentang
Deteksi Dini Gangguan Sensorik Motorik Anak
Dengan url
http://preventcholesterolsoon.blogspot.com/2013/09/deteksi-dini-gangguan-sensorik-motorik.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Deteksi Dini Gangguan Sensorik Motorik Anak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Deteksi Dini Gangguan Sensorik Motorik Anak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar